Langsung ke konten utama

Vallendar, Kota yang Tak Terlupakan . . .:)


Sejenak mengingat kota itu, membuat aku menguras kembali memori otakku tentang Juli di Vallendar. Rasanya begitu singkat, namun penuh cerita. Vallendar, sebuah kota yang dilalui sungai Rhein dan diliputi gunung – gunung cantik nan megah mengelilingi kota nan sibuk itu. Di kota inilah aku lewati 30 hari musim panas di bulan Juli 2008 itu. Ehmm….semuanya tampak kurindukan.

Tepatnya di daerah Koblenz aku menghabiskan 30 hari itu, dengan belajar, bermain, cerita, dan pengalaman luar biasa yang tentunya tak pernah absen dari ingatanku hingga detik ini.

Khayal….mungkin itu yang awalnya tertanam dibenakku. Ya, karena rasanya jauh dari kata “mungkin” untuk aku pergi ke negara itu tanpa beasiswa itu.
  
Mengingat kota itu, seakan membuatku meraba kembali tiap moment yang tak terlupakan. Hari keberangkatan, sarapan pagi di mensa, makanan yang asing tapi juga penuh rasa eksotik, ruang kelas yang besar, kamar tidur di lantai 3, lif dan tangga - tangga itu, bentangan halaman nan luas, rumput – rumput hijau yang cantik, serta suhu yang kadang tak bersahabat, hahHHH semuanya kurindukan.

Mungkin hanya sepenggal kalimat ini yang wakilkan perasaanku kala itu, “Deutschland ist sehr schoen und wunderbar”  :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Penerapan dan Pengembangan Bioteknologi

1. Dampak terhadap Lingkungan Tanaman atau hewan transgenik memiliki susunan gen yang telah dimodifikasi, baik ditambahkan suatu gen atau dilakukan pengurangan suatu gen organisme tersebut. Organisme transgenik ini jika tidak dikelola dengan baik, akan dapat mencemari keanekaragaman gen yang ada di lingkungan alami atau merusak plasma nutfah. Plasma nutfah merupakan materi yang membawa sifat suatu makhluk hidup. Proses pencemaran tersebut dikenal dengan polusi gen. Misalnya, pengembangan tanaman jagung transgenik yang tahan terhadap herbisida, jika jagung transgenik ini ditanam di lahan alami, maka serbuk sari dapat membawa gen jagung transgenik dan menyerbuki jagung alami. Penyerbukan seperti ini membuat gen-gen pada jagung alami terkontaminasi dengan gen-gen dari tanaman jagung transgenik Tanaman transgenik biasanya merupakan tanaman unggul. Sifat unggul ini membuat petani lebih cenderung menanam tanaman transgenik (monokultur) dan tidak lagi menanam tanaman lokal. Akibatnya, tanaman

Kehamilan Kembar dan Penyakit Pada Sistem Reproduksi Manusia

Kehamilan Kembar dan Penyakit Pada Sistem Reproduksi Manusia A. Kembar Identik dan Kembar Fraternal Bayi kembar dibedakan menjadi dua tipe, yaitu kembar identik dan kembar fraternal. Kembar identik atau disebut juga kembar monozigotik terbentuk ketika telah terjadi pembelahan satu sel telur yang sudah mengalami proses fertilisasi antara 1-14 hari setelah konsepsi. Apabila pembelahan zigot terjadi di awal pembuahan (1-3 hari) maka pada umumnya embrio akan memiliki satu plasenta serta memiliki kantong ketuban yang berbeda. Namun, jika pembelahan terjadi setelah 14 hari, maka kemungkinan terjadinya kembar siam (pembelahan tidak sempurna, sebagian tubuh menjadi menempel) menjadi lebih tinggi. Bayi yang dihasilkan dari proses ini hanya memiliki sedikit perbedaan. Pada umumnya bayi pada kembar identik juga memiliki jenis kelamin yang sama. Hal tersebut membuat kembar identik biasanya memiliki wajah dan fisik yang serupa satu sama lain. Kembar fraternal atau disebut juga kembar dizigotik terb

Dormansi

1.1. Pengertian Dormansi Dormansi adalah keadaan dimana perkecambahan dan pertumbuhan terhenti dalam rentang waktu tertentu akibat adanya faktor – faktor internal maupun eksternal. Meskipun perkecambahan dan pertumbuhan terhenti namun aktivitas metabolik tetap berjalan walaupun rendah. Dormansi terjadi pada biji, tunas, spora, dan organ – organ penyimpan cadangan makanan seperti umbi, subang, rhizoma, bonggol dan bulbi. Secara umum dormansi dikelompokkan menjadi 2 tipe, yaitu dormansi primer dan dormansi sekunder. Pada dormansi primer terdiri dari 2 macam yaitu dormansi eksogen dan dormansi endogen. Dormansi eksogen merupakan keadaan dimana tidak terjadi perkecambahan akibat tidak memadainya faktor – faktor seperti suhu, cahaya, dan air. Dormansi ini dapat dipatahkan dengan skarifikasi, pemanasan, pendinginan (chilling), perendaman dalam air mendidih, serta pergantian suhu drastis. Sedangkan dormansi endogen dapat dipatahkan dengan perubahan fisiologis seperti pemasakan embrio ru