1.1. Pengertian Dormansi
Dormansi adalah keadaan dimana perkecambahan
dan pertumbuhan terhenti dalam rentang waktu tertentu akibat adanya faktor –
faktor internal maupun eksternal. Meskipun perkecambahan dan pertumbuhan
terhenti namun aktivitas metabolik tetap berjalan walaupun rendah. Dormansi
terjadi pada biji, tunas, spora, dan organ – organ penyimpan cadangan makanan
seperti umbi, subang, rhizoma, bonggol dan bulbi. Secara umum dormansi dikelompokkan
menjadi 2 tipe, yaitu dormansi primer dan dormansi sekunder. Pada dormansi primer terdiri dari 2 macam
yaitu dormansi eksogen dan dormansi endogen. Dormansi eksogen merupakan keadaan
dimana tidak terjadi perkecambahan akibat tidak memadainya faktor – faktor seperti
suhu, cahaya, dan air. Dormansi ini dapat dipatahkan dengan skarifikasi,
pemanasan, pendinginan (chilling), perendaman dalam air mendidih, serta
pergantian suhu drastis. Sedangkan dormansi endogen dapat dipatahkan dengan perubahan
fisiologis seperti pemasakan embrio rudimenter, respon terhadap zat pengatur
tumbuh, perubahan suhu, dan pemberian cahaya.
Dormansi sekunder adalah keadaan biji yang dapat tumbuh normal
atau berkecambah, tetapi apabila diberikan keadaan yang tidak mendukung dalam
jangka waktu tertentu maka akan kehilangan kemampuannnya berkecambah. Dormansi ini
disebabkan oleh perubahan fisik yang terjadi pada kulit yang diakibatkan karena
pengeringan yang berlebihan sehingga pertukaran gas-gas pada saat imbibisi
menjadi lebih terbatas.
1.2. Dormansi Biji
Dormansi biji merupakan keadaan dimana biji tidak
dapat berkecambah meskipun kondisi untuk berkecambah telah memadai. Hal ini biasanya
terjadi karena hal – hal berikut :
Adanya pelapis biji
yang sulit ditembus air
Biji memiliki pelapis
– pelapis berupa perikarp,
testa, perisperma dan endosperma. Pelapis – pelapis tersebutlah yang mengakibatkan terhalangnya
pertukaran oksigen dan penyerapan air. Selain itu, adanya pelapis – pelapis
tersebut juga menyebabkan kegagalan dalam memobilisasi cadangan makanan dari endosperma/
perisperma.
gambar.1
biji
Testa merupakan
lapisan yang impermeabel terhadap air jika baru dialiri air, oleh karena itu dormansi
di tanah dapat dipertahankan sampai lapisan tersebut dirusak oleh organisme –
organisme mikro tanah. Ada pula pada beberapa spesies, air dan oksigen tidak
dapat masuk kedalam biji karena terhalang oleh gabus (sumpal strofiolar). Terhalangnya air dan oksigen kedalam biji
dapat diatasi dengan goncangan dan skarifikasi (penggoresan) Jadi, biji
digoncang – goncangkan sampai sumpal
strofiolar lepas, selanjutnya air dan oksigen dapat menembus biji dan biji dapat
mulai berkecambah. Skarifikasi (penggoresan) dilakukan dengan pisau, kikir, dan
kertas amplas, sedangkan di alam skarifikasi terjadi akibat kerja mikroba, pada
saat biji melewati pencernaan burung atau hewan lain, terpajan suhu yang tidak
menentu, serta terbawa oleh air melintasi pasir dan batu cadas.
Belum dewasanya
embrio
Pada beberapa biji, tidak
tejadinya perkecambahan disebabkan karena embrio belum sempurna pertumbuhannya
atau belum matang. Biji – biji tersebut memerlukan jangka waktu tertentu agar
dapat berkecambah. Biji – biji ini biasanya ditempatkan pada temperatur dan
kelembaban tertentu agar viabilitasnya tetap terjaga sampai embrio terbentuk
sempurna dan dapat berkecambah.
Adanya senyawa –
senyawa penghambat osmotik dan kimia
Potensial air yang terlalu negatif menyebabkan biji
mengalami dormansi. Adapun senyawa – senyawa kimia yang menghambat
perkecambahan dan menyebabkan dormansi diantaranya adalah kompleks pelepas
sianida, senyawa pelepas ammonia, lakton tak jenuh, aldehid, minyak esensial,
alkaloid, dan senyawa fenol. Selain senyawa – senyawa tersebut, adapula hormon
yang berperan dalam dormansi biji yaitu ABA. ABA eksogen menjadi penghambat
yang kuat bagi perkecambahan biji, dimana hormon ini akan memperlambat
pemanjangan radikula. ABA memang menyebabkan dormansi pada beberapa spesies,
namun tidak pada spesies – spesies tertentu. Pada tumbuhan gurun, masa
berakhirnya dormansi terjadi ketika hujan lebat melunturkan ABA dari biji.
Adapun hormon yang
berperan dalam mengatasi dormansi biji adalah giberelin. Hormon ini akan
mendorong pemanjangan sel sehingga radilkula dapat menembus endosperm, kulit
biji, atau kulit buah yang membatasi pertumbuhannya.
gambar. 2
interaksi antar hormon selama dormansi
biji dan pengontroloan perkecambahan
(A) Nicotiana sp. (B) Brassica
napus
Gambar
diatas menunjukkan interaksi antar beberapa hormon dalam dormansi pada biji dan
pengontrolan perkecambahan. Perkecambahan pada biji ada 2 tahap yaitu pemecahan
testa dan pemecahan endosperm. Pada gambar A tampak bahwa pemberian cahaya dan
GA dapat meyebabkan testa pecah. Hormon GA, etilen brassinosteroids (BR) membantu pemecahan
endosperm dan menetralkan efek ABA yang bersifat mencegah terjadinya
perkecambahan, dimana hormon ABA menghalangi pemecahan
endosperm. Pada gambar B, tampak bahwa pecahnya testa menyebabkan pemanjangan
calon akar (radicle). Pada peristiwa ini, ABA tidak menghambat pemecahan testa,
tetapi menghalangi pertumbuhan calon akar berikutnya.
Dormansi kuncup terjadi sebelum munculnya perubahan
warna dan mengeringnya daun pada musim gugur. Pada saat musim panas, kuncup –
kuncup ini akan berhenti tumbuh dan kemudian muncul kembali ketika musim
dingin. Daun – daun akan tetap berwarna hijau dan melakukan fotosintesis sampai
awal musim gugur, dimana nantinya daun akan mengering akibat respons terhadap
siang hari yang pendek, cerah dan dingin. Adanya perlakuan hari pendek menyebabkan
terjadinya pembentukan kuncup dorman dan penghambatan pemanjangan ruas serta
pembesaran daun, contohnya pada mapel merah (Acer rubrum) dan cemara Norwegia (Picea abies).
Sama seperti halnya dormansi biji, kurangnya air pada
kuncup juga mempercepat dormansi. Pengaruh morfologi terhadap dormansi juga mengambil
peranan yang penting, dimana pada kuncup dorman umumnya terdapat sisik kuncup. Sisik kuncup ini
merupakan ruas yang sangat pendek
dengan daun yang berubah. Sisik ini berperan dalam mencegah kekeringan dan membatasi
pergerakan oksigen ke jaringan meristem yang ada dibawahnya.
Dormansi kuncup dari tumbuhan berkayu memiliki
sejumlah primordial daun yang tidak membesar dan perkembangan selanjutnya
dihentikan oleh awal dormansi. Promordia daun dapat dikelilingi oleh sisik
tunas dengan stipula yang berubah (seperti pada Fagus) atau daun yang berubah (seperti pada Acer).
Hormon ABA berperan dalam menginduksi dormansi.
Awalnya hormon ini disintesis di daun kemudian dipindahkan ke pucuk untuk
menginduksi dormansi. ABA akan berperan secara langsung dalam memperlambat dan
menghentikan pertumbuhan serta perkembangan sisik kuncup.
Hormon
auksin juga ikut berperan dalam hal mematahkan dormansi pada kuncup. Auksin
banyak digunakan dalam kerja mikropropagasi dan bekerja sama dengan medium
makanan (nutrien) untuk memelihara pertumbuhan kalus, suspensi sel atau organ (seperti
meristem, tunas dan ujung akar) dan mengatur morfogenesis. Adanya dominasi apikal menyebabkan tanaman dapat tumbuh lebih tinggi
dan meningkatkan eksposur tanaman terhadap cahaya matahari. Produksi auksin
oleh tunas apikal berdifusi ke arah bawah tumbuhan dan menghambat pertumbuhan tunas lateral.
Pemotongan tunas apikal beserta hormonnya dapat menyebabkan
tunas lateral dorman yang terletak di bawah untuk mulai tumbuh. Ketika tunas
apikal dihilangkan, sumber auksin hilang.
Konsentrasi auksin yang jauh lebih rendah menyebabkan tunas lateral terpacu
untuk tumbuh. Tunas lateral akan lebih sensitive terhadap auksin daripada tunas
apikal. Selanjutnya tunas yang berada diantara ketiak daun dan
batang menghasilkan percabangan baru yang akan berkompetisi untuk menjadi titik
tumbuh.
gambar.3
dormansi tunas apikal
1.4. Hubungan Dormansi dengan Respirasi dan Fotosintesis
Tumbuhan
Dormansi ternyata menyebabkan aktifitas metabolik
menjadi rendah, seperti halnya proses respirasi. Adanya defisiensi oksigen yang
dialami oleh biji dan tunas terutama ditemperatur yang tinggi akan menyebabkan
oksidasi koenzim asetil A menjadi terbatas. Akibatnya senyawa tersebut dan
perantara – perantara glikolitik yang lain dialihkan ke proses yang lainnya,
terutama kepada pembentukan asam – asam lemak dan lipid. Di lain pihak, peneliti
– peneliti bernama Bradbeer dan Colmack mengemukakan bahwa siklus asam
trikarboksilat (TCA), jalan lalu glikolitik dan jalan lalu pentosa posfat
semuanya aktif di dalam biji yang dorman.
Pada
saat biji atau kuncup mengalami dormansi, proses imbibisi air menjadi
terhambat. Terhambatnya proses ini tentu menyebabkan proses metabolisme
cadangan makanan dan mobilisasi cadangan makanan menjadi terhambat. Tentu hal
ini juga akan menghambat proses respirasi karena pada dasarnya respirasi
memerlukan glukosa untuk di ubah menjadi energi.
Tumbuhan
yang mengalami dormansi tidak melakukan fotosintesis. Ketika menjelang musim
dingin misalnya tumbuh – tumbuhan akan menggugurkan daunnya. Kemudian tumbuh –
tumbuhan tersebut akan membentuk kuncup – kuncup. Oleh karena itu pada saat
tumbuhan mengalami dormansi di musim dingin tumbuhan tidak melakukan
fotosintesis. Adapun makanan yang digunakan selama fase tidur ini berasal dari
cadangan makanan yang tersimpan dalam tubuh tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Bulb. 18 Juni 2011. 13.54 WIB. http://www.cactus-art.biz/note-book/bulb.htm.
Anonim. Dormancy. 14 Juni 2011. 12.50 WIB. http://en.wikipedia.org/wiki/dormancy/.
Anonim. Dormancy. 18 Juni 2011. 13.55 WIB. http://cabinetofcuriosities-greenfingers.blogspot.com/.
Anonim. Dormansi Pada Tumbuhan. 14 Juni 2011. 12.45 WIB. http://www.zonabawah.co.cc /dormansi-pada-tumbuhan.
Anonim. Dormansi. 14 Juni 2011. 12.45 WIB. http://id.wikipedia.org/wiki/dormansi/.
Anonim. Penghambatan Tumbuh Tunas Lateral dan Dominasi Tunas Apikal. 14 Juni 2011. 12.48 WIB. http://arcturusarancione. wordpress. com/2010/06/28/penghambatan-tumbuh-tunas-lateral-dan-dominasi-tunas-apikal.
Anonim. Types of Seed Dormancy. 18 Juni 2011. 13.52 WIB. http://www.plant-pedia.com/2011/02/types-of-seed-dormancy.html.
Hasnunidah, Neni. 2010. Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. Bandar Lampung : Universitas Lampung.
Josh Chen. Kentang. 18 Juni 2011. 13.55 WIB. http://baltyra.com/2011/01/24/kentang-1/.
Marufah. Penyimpanan dan Dormansi Benih. 14 Juni 2011. 12.50 WIB. http://marufah.blog.uns.ac.id/2010/05/25/penyimpanan-dan-dormansi-benih/.
Melinda Purnamasari. Akhir Masa Dormansi. 14 Juni 2011. 12.48. http://email90.wordpress.com/akhir-masa-dormansi/.
Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Bandung : ITB.
Sasmitamihardja, Dardjat dan Arbasyah Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB.
Satriyas Ilyas. Dormansi Benih. 14 Juni 2011. 12.53 WIB. http://www.google.com/pdf-dormansi-benih/.
Wilkins, Malmcom B. 1989. Fisiologi Tanaman. Jakarta : Bina Aksara.
Anonim. Bulb. 18 Juni 2011. 13.54 WIB. http://www.cactus-art.biz/note-book/bulb.htm.
Anonim. Dormancy. 14 Juni 2011. 12.50 WIB. http://en.wikipedia.org/wiki/dormancy/.
Anonim. Dormancy. 18 Juni 2011. 13.55 WIB. http://cabinetofcuriosities-greenfingers.blogspot.com/.
Anonim. Dormansi Pada Tumbuhan. 14 Juni 2011. 12.45 WIB. http://www.zonabawah.co.cc /dormansi-pada-tumbuhan.
Anonim. Dormansi. 14 Juni 2011. 12.45 WIB. http://id.wikipedia.org/wiki/dormansi/.
Anonim. Penghambatan Tumbuh Tunas Lateral dan Dominasi Tunas Apikal. 14 Juni 2011. 12.48 WIB. http://arcturusarancione. wordpress. com/2010/06/28/penghambatan-tumbuh-tunas-lateral-dan-dominasi-tunas-apikal.
Anonim. Types of Seed Dormancy. 18 Juni 2011. 13.52 WIB. http://www.plant-pedia.com/2011/02/types-of-seed-dormancy.html.
Hasnunidah, Neni. 2010. Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. Bandar Lampung : Universitas Lampung.
Josh Chen. Kentang. 18 Juni 2011. 13.55 WIB. http://baltyra.com/2011/01/24/kentang-1/.
Marufah. Penyimpanan dan Dormansi Benih. 14 Juni 2011. 12.50 WIB. http://marufah.blog.uns.ac.id/2010/05/25/penyimpanan-dan-dormansi-benih/.
Melinda Purnamasari. Akhir Masa Dormansi. 14 Juni 2011. 12.48. http://email90.wordpress.com/akhir-masa-dormansi/.
Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Bandung : ITB.
Sasmitamihardja, Dardjat dan Arbasyah Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB.
Satriyas Ilyas. Dormansi Benih. 14 Juni 2011. 12.53 WIB. http://www.google.com/pdf-dormansi-benih/.
Wilkins, Malmcom B. 1989. Fisiologi Tanaman. Jakarta : Bina Aksara.
Manfaat Daun Sehat
BalasHapusRumah Kopi Indonesia
Cara Cepat Menghilangkan
Apa Pengertian Ahli